Ayam Malayoid.
Istilah Malayoid berasal dari kata “Malaya” atau “Melayu” nama lama negeri jiran Malaysia, tempat dimana pertama kalinya orang-orang eropa yang kapal dagangnya berlabuh mendapatkan dan mulai mengimpor ayam jenis ini.
Ayam ras Malayoid berasal dari turunan ayam hutan merah yang hidup di padang rumput yang luas dan hutan-hutan peralihan tropis-subtropis yang lebih terbuka di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Habitat seperti ini banyak ditemukan di Pakistan, India, Burma, Thailand, Vietnam, Malaysia hingga Indonesia. Iklim di kawasan ini umumnya lebih kering dan panas. Daerah yang lebih terbuka dan terbentang luas menyebabkan jarak antar pohon lebih jauh.
Malayoid-1
Gambar 4. Contoh ras Ayam yang memiliki darah Malayoid. Atas kiri: Brazilian Indio Gigante. Kanan atas: English Modern Games. Kanan bawah: Japanese Shamo. Perhatikan bentuk kepala, leher, badan ekor. Perhatikan pula kaki yang jenjang dengan pertulangannya yang kuat. Sumber: backyardchicken.com, feathersite.com. etc.
Semak belukar dan padang rumput menjadi lebih dominan sehingga ayam lebih sering menjelajah dengan berjalan kaki. Kemampuan terbang tidak terlalu dibutuhkan, karena di daerah terbuka kehadiran pemangsa lebih mudah diamati.
Agar dapat mendinginkan tubuh lebih cepat, bulu-bulu tumbuh lebih sedikit. Area tanpa bulu di sekitar dada dan perut sering ditemukan. Ekor juga tumbuh lebih pendek. Bulu ini lebih berminyak, lebih kaku dan keras. Postur tubuh sangat tegap, kaki panjang dan langsing dengan pertulangan yang besar dan kokoh.
Kadang-kadang ekor tumbuh lebih panjang untuk menjaga keseimbangan saat ayam berlari. Secara umum, postur tubuh ayam ras Malayoid mirip seorang model yang tinggi semampai di atas catwalk atau mirip burung unta yang tinggi langsing dengan kaki jenjang.
Malayoid-2
Gambar 5. Contoh ras Ayam laga yang memiliki darah Malayoid. Atas kanan-kiri: Indian Aseel, Shamo, Bangkok. Kiri bawah: Brazilian Indio Gigante. Kanan bawah: Ga Noi Vietnam. Perhatikan bentuk kepala, leher, badan ekor. Perhatikan pula kaki yang jenjang dengan pertulangannya yang kuat. Sumber: backyardchicken.com, feathersite.com. etc.
Kondisi lingkungan yang ekstrim menyebabkan ayam Malayoid berpembawaan keras dan agresif. Otot-otot tubuhnya tumbuh kuat. Badannya tahan pukul. Ayam ini juga dikenal pantang menyerah. Oleh karenanya, sebagian besar turunan ras Malayoid ini dijadikan ayam tarung atau ayam laga.
Ayam modern yang termasuk ayam Malayoid diantaranya adalah ayam Asil, Kulang Asil, Bangkok, Saigon, Ga Noi, Ko Shamo dan Indio Gigante. Ayam lokal di Indonesia seperti ayam Ayunai, Banten, Sentul, Tolaki dan ayam lokal berpostur tinggi dan tegap lainnya juga termasuk ayam ras Malayoid ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar